Target capaian relokasi Pasar Angsoduo selain mengatasi kemacetan, kebersihan, dan keamanan adalah memperdayakan 15 ribu pedagang dalam satu kawasan ekonomi terpadu. Sektor perdagangan Jambi semakin menggeliat dengan target investasi sebesar Rp 20 miliar per bulan. Relokasi pasar Angsoduo akan menggeser ‘image’ tradisional ke modrenisasi. Relokasi pasar Angsoduo mampu memberdayakan semua pedagang di Jambi yang hampir 15 ribu. Selain faktor ekonomi akan mendapatkan kontribusi 20 miliar lebih per bulan dan 20 persen mampu menentaskan kemiskinan. Pemprov Jambi bermitra dengan PT Eraguna Bumi Nusa akan membangun pasar Angsoduo.
Meski Gubernur Jambi telah melakukan peletakan batu pertama, otomatis tidak langsung dibangun ketika itu. Prosesnya, 26 Mei 2014 pengesahan Ranperda Relokasi Angsoduo, 27 Juni 2014 peletakan batu pertama oleh gubernur Jambi. 25 Oktober 2014 hingga Maret 2016 interval waktu pembangunan infrastruktur, dan April 2016 selanjutnya mengesahkan dokumen serah guna hak pakai (SGHP) kepada PT. Eraguna Bumi Nusa.Sosialisasi terus dilakukan kepada pedagang untuk mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan los, kios, dan toko. Penentuan jumlah pedagang nantinya sesuai SK Walikota. Untuk los pedagang harus membayar sebesar Rp 6 juta rupiah, kios mencapai angka Rp 11,3 juta, dan toko sendiri Rp 20,3 juta. Pedagang tentu keberatan membayar uang lapak sebesar itu. Pemprov menyiapkan subsidi harga lapak sebesar Rp 4,3 miliar. Uang subsidi tersebut didapatkan dari kontribusi PT Eraguna Bumi Nusa yang berjumlah Rp 14 miliar. Pembayaran dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni setor awal sebesar Rp 1,4 juta pada masa pengurusan dokumen perizinan, setelah membangun Angsoduo bayar kembali sebesar Rp 4,3 miliar dan terakhir tahap pengelolaan menyetor Rp 8,3 miliar.
Prospek Peningkatan Ekonomi Jambi
Diperkirakan pembangunan pasar Angsoduo akan menghabiskan anggaran Rp 146 miliar dengan lama pengerjaan berkisar 1,5 tahun. Gedung pasar akan dibagi tiga kawasan penjualan, lantai 1 diperuntukkan pedagang lama dengan kapasitas 4.000 pedagang untuk kios. Sementara, lantai dua terdiri dari ruko 2 lantai sebanyak 156 unit toko, akan menyerap hampir 5.000 pedagang. Untuk los sendiri akan menyerap 5.000 pedagang. Los sendiri berukuran 2x2 meter persegi, untuk kios 4x5 meter, dan toko sendiri bersifat variatif. Lebih dari 6x7 meter persegi.
Relokasi pasar angso duo (tradisional) menjadi modren perlu memperhatikan lima aspek yakni pertama, revitalisasi dan pembenahan semua lini infrastruktur agar pasar tidak terkesan bau, jorok, dan kumuh. Kedua, regulasi harus tetap mempertahankan sistem tradisional, ini yang bisa mendatangkan banyak pengunjung dengan konsep ekonomi kerakyatan. Ketiga, menghilangan restribusi dan pungutan liar. Sehingga harga dari pedagang bisa bersaing. Keempat, meningkatan sarana dan prasarana agar pembeli merasa aman dan nyaman serta membentuk managemen pasar yang proefesional dan akuntabel. Pasar modren bukan solusi meningkatkan perekonomian. Terkesan menjauhkan masyarakat dari pelaku ekonomi. Angsoduo akan meningkatkan ekonomi Jambi bila menganut sistem pasar tradisional dengan managemen, fasilitas, dan keamanan pasar modren secara konprehensif. Jika, itu terjadi angka kemiskinan akan menipis dan tenaga kerja terberdayakan. Pertumbuhan ekonomi akan naik 20 hingga 30 persen.
Di presdiksi pasar tradisional Angso Duo yang akan di bangun tersebut mampu menyerap tenaga kerja hingga 2 ribu orang. Sementara, ada ratusan UMKM yang terberdayakan. Saat ini, pengangguran di Provinsi Jambi posisi Agustus 2013 mencapai 70.361 orang atau 4,84 persen, angka ini masih di bawah rata-rata pengangguran Nasional sebesar 6,7 persen. Adanya, relokasi pasar Angsoduo dapat memicu pertumbuhan ekonomi, khususnya pengurangan angka pengangguran. (ist)